Monday, April 1, 2013

Sekilas tentang Gunung Lompobattang (Bawakaraeng)

Puncak G. Lompobattang

Keindahan Alam di Puncak G. Lompobattang

Gunung Bawakaraeng adalah salah Puncak Gunung tertinggi di Sulawesi Selatan, dengan pUncak ketinggian 2871 Mdpl diatas permukaan laut dan letak geografis pada 119°56′13″ Bujur Timur sampai 05°21′25″ Lntang Selatan, gunung ini tidak berapi dan berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dengan suhu minimum adalah sekitar 17°Celcius hingga maksimum 25°Celcius. Gunung Bawakaraeng yang berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan ini selain memiliki puncak yang termaksud tertinngi di Sulawesi Selatan juga Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian Malino, dimana tempat ini adalah wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Gunung Bawakaraeng memiliki hutan gunung yang didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui diantaranya
1.Jenis pinus
2.Anggrek
3.Edelweis
4.Paku-pakuan
5.Pandan
6.Cengkeh
7.Kayu santigi
8.Rotan
9.Lumut kerak dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk jenis fauna bawakaraeng yang bisa ditemui antara lain, Anoa
1.Babi Hutan
2.Burung pengisap madu
3.Burung coklat paruh panjang dan lainnya.
4.Dan Menyangkut Adat Istiadat Haji Bawakaraeng.
Gunung Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. dimana jika bawakaraeng sedniri terbagi menjadi 2 kata yaitu Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan (Raja). jika diartikan secara luas Gunung bawakaraeng adalah sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali.
Selain itu Gunung bawakarang juga mempunyai sebutan lain sebutan predikat lain bagi Gunung ini yakni Buttatoayya dari bahasa makassar, jika diartikan dalam kata seperti Butta berarti Tanah, Toa berarti Tua, dan Ayya menunjukkan kata sifat, jika diartikan secara menyeluruh dan secara harfiah Buttatoayya berarti Tanah yang memiliki sifat yang Tua, atau secara maknawiah Buttatoayya menegaskan sebagai suatu tempat yang tinggi yang dituakan. karena telah dipilih atau disepakati oleh para wali atau para karaeng atau kaum suci Agama Islam sebagai tempat untuk berdoa bersembahyang dan bertemu untuk membicarakan kebaikan.
Predikat Bawakaraeng sebagai Buttatoayya lalu didudukkan pada sebuah Gunung yang diberi nama Bawakaraeng. Predikat Buttatoayya lebih dipahami oleh pelaku tradisi budaya atau ritual mistis atau mereka yang sangat mendalami kedudukan Bawakaraeng. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Gunung Bawakaraeng juga terdaftar sebagai gunung yg paling sering dikunjungi baik itu oleh para warga setempat untuk sembahnyang pada bulan haji, maupun para pendaki Gunung seperti MAPALA  (Pecinta Alam) lainya yang berada diSulawesi Selatan atau Adventure dari luar provinsi bahkan pulau. pada bulan – bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai di pegunungan lompobatang. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei – September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat indah. Gunung Bawakaraeng hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.
Gunung Bawakaraeng sebenarnya bukanlah sebuah gunung menurut pakar peneliti Gunung Indonesia karena Gunung Bawakaraeng terletak atau bagian dari jajaran pegunungan Lompobattang serta salah satu puncak dan puncak tertinggi dari jajaran pegunungan Lompobattang. Beberapa puncak di jajaran pegunungan Lompobattang, antara lain : puncak Van Bonthain (umumnya disebut puncak Lompobattang), puncak Bulu Assuempolong, puncak Bulu Kaca, puncak Ko’bang, puncak Bulu Baria, puncak Bulu Porong, Puncak Bawakaraeng dan puncak Sarobaiyya. Secara geologis bermula dari terbentuknya formasi gunung api Lompobattang yang pecah meletus dan membentuk sejumlah kawah (saat ini lebih dikenal dengan Lembah Ramma, Lembahlowe dan Lembah Anjayya) lalu terjadinya proses pengangkatan gunung Bawakaraeng dan membentuk kesatuan jajaran pegunungan Lompobattang.
Adanya Bekas Longsoran di Gunung Bawakaraeng Terbentuknya Gunung Bawakaraeng karena adanya Longsoran yang terjadi di kaki Bukit bawakaraeng Pada hari Jumat, tanggal 26 Maret 2004 sekitar pukul 14.00 WITA, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
Mendaki Kepuncak Bawakareng
Untuk menuju ke puncak Gunung Bawakaraeng terdapat beberapa jalur atau lokasi pemberangkatan awal seperti, Jalur Menuju Puncak. Lembanna terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki Gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat 119°54'18? BT dan 05°15'15? LS.
Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 2.034mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 20°C. umumnya penduduknya ber etnik Makassar atau penduduk asli, dan umumnya rumahnya bersedia digunakan untuk bermalam. Desa yg termasuk dalam kecamatan Tinggi Moncong, kabupaten Gowa, lebih dikenal dengan daerah Wisata Malino.
Masyarakat desa Lembana ini sangat ramah dan bersahabat, banyak pendaki yang menginap gratis di rumah penduduk sebelum mendaki, Tiap akhir pekan tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh Pendaki yang ingin mendaki gunung Bawakaraeng ataupun orang yang hanya sekedar santai menikmati hari libur dikaki Gunung Bawakaraeng. Urutan pencapaian dari Makassar dengan rute Perjalana Makassar to Sungguminasa to Malino-Lembanna–Puncak Gunung Bawakaraeng
Jika datang dari Makassar atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino. Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tenpuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Gunung Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki Gunung Bawakaraeng. Tariff per Orang Rp. 8000. para pendaki pada umumnya bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.
Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.
Pendakian dimulai Pos 1 Bawakaraeng
Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.
Pendakian Pos 2 Bawakaraeng
Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2,
Pendakian Pos 3 Bawakaraeng
Di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.
Pendakian Pos 4 Bawakaraeng
Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.
Pendakian Pos 5 Bawakaraeng
Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 – 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.
Pendakian Pos 6 Bawakaraeng
Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl.
Pendakian Pos 7 Bawakaraeng
Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.
Pendakian Pos 8 Bawakaraeng
Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak Bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.
Pendakian Pos 9 Bawakaraeng
Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.
Pendakian Pos 10 Bawakaraeng
Pos 10 adalah Puncak Gunung Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih seper dua jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.
Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter. Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak Gunung Bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.
Ke Bawakareng Melalui Jalur Tassoso
Dusun Tassoso’ terletak disebelah Timur Laut puncak Gunung Bawakaraeng. Daerah ini yang berda tepat dibawah kaki gunung ini dan berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, pada posisi koordinat 119°58'38? BT dan 05°58'55? LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 27°C.
Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut Makassar Sinjai Manipi Gunung Perak Tassoso Puncak Gunung Bawakaraeng. Demikianlah Ulasan lengkap mengenai Gunung Bawakaraeng Mungkin Bisa Bermanfaat Bagi kita semua yang membutuhkan informasi seputar gunung tertinggi di sulawesi selatan atau bisa di jadikan bahan pertimbangan bagi sahabat Pencinta Alam yang ingin Melakukan Pendakian Gunung yang ada di sulawesi Selatan.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Sekilas tentang Gunung Lompobattang (Bawakaraeng) Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad